Whirling Dance
Annemarie Schimmel menulis dalam bukunya Akulah angin, engkaulah api ( I am wind, you are fire) dalam sama ( gerakan berputar), dapat pula dilihat gerakan bumi dan benda2 angkasa mengitari kutubnya, tarian Samawi yang menguasai semua ciptaan, sejak dari malaikat hingga mineral.
Namun itu dapat pula di interpretasikan sebagai tarian kematian dan kebangkitan : para Darvies, yang hikmat dalam jubah panjang mereka, berjalan tiga kali mengitari meydan, tempat sang guru berada, untuk mencium tangannya.
Kemudian, begitu karakter musik berubah, merekapun melepaskan jubah2 hitam mereka, lambang jasad lempung yang fana, dan muncul dalam gaun putih, lambang jasad spiritual, person yang sudah berubah wujud pada saat kebangkitan.
Selanjutnya mereka berputar putar, mengitari pusat spiritual, ngengat2 yang mengitari lilin : sama merupakan lambang kematian dan kebangkitan dalam Cinta, suatu proses kembali yang senantiasa baru ke Mata Air Kehidupan.
Dimulai dengan lagu pujian untuk memuliakan Nabi saw, dimana orang kepercayaannya yang paling dekat adalah Syamsyi/Syamsyudin dari Tabriz, diakhiri dengan doa yang panjang dan bagus suaranya serta seruan mendalam Hu ! ( Dia), pengakuan bahwa Dialah yang Hidup, yang dariNya segalanya datang dan kepadaNya segalanya akan kembali .
Note :
Syamsyudin dari Tabriz adalah seorang Darvis yang ditemui Rumi pada akhir Oktober 1244. Syamsyudin berarti "matahari agama", dan bagi Rumi, Syams adalah matahari yang luar biasa, matahari yang mengubah seluruh hidupnya, membakarnya, membuatnya menyala, dan membawanya kedalam cinta yang sempurna.
Sebuah syair Rumi berbunyi :
Citra impianmu ada didada kami
Sejak fajar kami sudah merasakan sang surya
( Divan 2669 )
Jalaludin rumi dan Syams tak terpisahkan lagi, mereka menghabiskan hari2 bersama sama, dan menurut riwayat selama berbulan bulan dapat bertahan hidup tanpa kebutuhan dasar manusia ketika bersama sama menuju Cinta Tuhan.
Wajahmu bak sang mentari, wahai Syamsudin
Yang dengannya hati berkelana bagai cawan !
Komen saya :
Ketika di Konya saya gak begitu tertarik dengan kehidupan ataupun tulisan2 Rumi, gak seperti si papa yang emang sangat tertarik dengan karyanya Rumi.
Tapi ketika nonton nih Whirling Darwish, kok saya tertarik banget lihatnya, seolah yang melakukan nih ritual bisa asyik sekali, juga bisa gak pusing padahal muter2 gitu.
Kalau diajak nonton lagi saya masih tertarik tapi kalau diajak ke konya lagi rasanya kudu mikir dua kali....he he he....
Untuk lebih pasnya, tentang detilnya ritual Whirling Darwis ini, bisa diklik disini.
Ketika kami datang , walah barisan depan dah penuh orang....
Terpaksa cari akal berdiri aja disamping biar bikin fotonya oke.
Mana kagak boleh pake flash lagi... untung nih camera bisa bertahan bikin foto tanpa flash....
Pemain musiknya mulai memainkan lagu2 entah apa , aku gak ngerti. Tapi yang menarik tadi baru aja salah seorang penari masuk membawa satu alas duduk putih dan satu lagi merah.
Masuklah para penari dengan berjubah hitam, para pemain musik juga berdiri menghormat.
ritual sebelum melakukan tariannya, mereka berdiri dialas tadi yang berwarna putih
saling berbaris berderet....
berkeliling saling menghormat, dan alas merah tadi mereka injak ketika berjalan berkeliling.
Jubahnya kemudian dibuka, mereka kembali mengeliling arena dengan tetap satu persatu menginjak alas merah tadi.
tangan diletakan dibahu bagai bersendekap
menghormat.... mulai berjalan akan berputar dengan tetap menginjak alas merah
mulai dilakukan gerakan berputar satu persatu...., dengan tangan mula2 masih bersendekap
sebagian sudah mulai berputar, yang tengah belakangan muternya
masih belum mulai muter yang tengah nunggu semua yang dipinggir muter
menghormat dulu yang tengah, sedang yang lainnya tangan dah mulai merentang
yang tengah mulai ambil posisi, sedang penari lainnya semua tangan dah merentang
siap2 muter...., sedang teman2nya yang lain sudah berputar dengan cepat
mulai semuanya berputar, musiknya pun khusus untuk tarian ini.
putarannya gak sama kecepatannya , ada yang lebih cepat dari yang lain
telapak tangan kanan menghadap keatas dan telapak tangan kiri menghadap kebawah
Lihat kalau udah semua berputar gini asyik banget deh....
rasanya gak ada bosennya lihat gini
indah sekali gerakannya....
anehnya satu sama lain bisa gak saling tabrak
mereka juga berubah posisi tapi tidak saling bertabrakan
indahnya....
dan musik mulai berganti ritme..artinya tarian babak pertama akan selesai
ketika selesai mereka menghormat kembali...., berjalan berkeliling, dengan lagi2 menginjak alas merah tadi.
kemudian kembali seperti awal tadi saling berjalan dan menghormat.
berderet juga dengan tangan kembali dibahu, dan kembali berkeliling lagi dengan selalu menginjak alas merah.
kemudian mulai lagi berputar
dan berputar.....
masih berputar lagi, lamanya sama seperti yang pertama tadi
babak keduapun usai, sampai 4 kali mereka berputar. Setiap kali akan mulai berputar mereka selalu menginjak alas merah tadi.
setelah usai semua ritual mereka kembali menggunakan jubahnya
dan berdiri berbaris lagi
duduk dibawah/dilantai bersama dan bersujud bersama
kemudian berdiri kembali
Dan pertunjukan usai, tapi ketika mereka akan masuk kedalam , para pemain musikpun berdiri menghormat mereka.
satu dari penari berjalan berkeliling para penonton
menghormat dan masuk kedalam bersama para pemain musik....
setelah semua pemain musik masuk, satu penari keluar lagi mengambil karpet merah yang mereka pakai untuk semacam alas.
Terfikir oleh teman apakah arti alas merah tsb ? apa semacam "penguat/pengisi" mereka agar mereka kuat berputar tanpa pusing ? entahlah .......
Pertunjukan ini diadakan sebetulnya di salah satu ruang stasiun, unik banget. Dan stasiun ini sebenernya adalah stasiun lama yang sangat historical karena tempat pemberetian dari jalur kereta api orient express yang terkenal itu.
Bayangkan Jalur Orient Express ini pada jamannya dari Istanbul sampai ke Paris. Sampai juga dibuat novel oleh Agatha Christie, Murder at the Orient Express....
Sayang jalur itu sekarang dah ditutup.... kalah ama pesawat terbang soalnya.
Foto ini adalah aslinya langit2 dari stasiun ini.. indah banget ngepink.
Kami yang begitu keluar tempat pertunjukan tadi langsung kedinginan...., Bamby dah kayak apa aja tuh dandanannya.
Yang lagi nunggu papanya beli kalendernya Whirling Dance....sambil pada kedinginan
Ini dia cerita tentang stasiun ini
Banyak seh ceritanya tapi mo baca satu2 dah capek rasanya
Kembali ke hotel, kami semua berembug buat rencana besok
sementara Fattah dah ngantuk berat....
Ibu2 masih tersenyum senyum, besok dah mo pulang rasanya cepet juga ya ?
sementara Bamby dikejauhan sana mulai deh asyik dengan kompinya hotel...
Lha Dewi tertarik dengan brosurnya Whirling Darwis...
Nah iya kan asyik main kompi.... eh udah ah, lagi cuti jangan ol dulu....
Kami semua abis ini langsung undur diri, masuk kekamar masing2 istirahat atau juga bebenah buat besok.....
Selamat malam .....
back to : PERJALANAN KE TURKI
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home